sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Naik Tipis, Risiko Pasokan Jadi Sorotan

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
19/12/2025 07:24 WIB
Harga minyak dunia ditutup menguat tipis pada Kamis (18/12/2025), seiring investor menilai peluang sanksi tambahan Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia.
Harga Minyak Naik Tipis, Risiko Pasokan Jadi Sorotan. (Foto: Freepik)
Harga Minyak Naik Tipis, Risiko Pasokan Jadi Sorotan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak dunia ditutup menguat tipis pada Kamis (18/12/2025), seiring investor menilai peluang sanksi tambahan Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia serta risiko pasokan akibat blokade kapal tanker minyak Venezuela.

Minyak mentah Brent ditutup naik 0,2 persen ke level USD59,82 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 0,4 persen menjadi USD56,15 per barel.

“Kontrak berjangka minyak mentah berupaya mencari pijakan dari blokade ekspor minyak Venezuela. Jika situasi ini berlanjut, produksi di kawasan tersebut kemungkinan terpaksa dihentikan karena tidak ada tujuan pengapalan,” ujar Senior Vice President of Trading BOK Financial, Dennis Kissler, dikutip Reuters.

Presiden AS Donald Trump pada Kamis mengatakan dirinya menilai pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina ‘semakin mendekati titik temu’ menjelang pertemuan antara pejabat AS dan Rusia akhir pekan ini.

Bloomberg melaporkan pada Rabu, AS tengah menyiapkan putaran baru sanksi terhadap sektor energi Rusia jika Moskow tidak menyetujui kesepakatan damai dengan Ukraina.

Namun, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Reuters bahwa Trump belum mengambil keputusan terkait sanksi terhadap Rusia.

“Jika tidak tercapai kesepakatan damai Rusia–Ukraina, serangan terhadap Rusia bisa meningkat dan dengan cepat memperketat pasokan. Ditambah lagi blokade minyak Venezuela, harga minyak mentah saat ini bisa dibilang masih kurang mencerminkan risiko,” kata Kissler.

Analis ING menilai langkah tambahan yang menargetkan minyak Rusia berpotensi menimbulkan risiko pasokan yang lebih besar dibandingkan pengumuman Trump pada Selasa lalu mengenai pemblokiran kapal tanker yang dikenai sanksi saat masuk dan keluar dari Venezuela.

Inggris juga menjatuhkan sanksi terhadap 24 individu dan entitas sebagai bagian dari rezim sanksi Rusia, termasuk perusahaan minyak Rusia Tatneft dan Russneft, berdasarkan pengumuman resmi pemerintah pada Kamis.

ING memperkirakan, blokade Venezuela dapat memengaruhi sekitar 600.000 barel per hari ekspor minyak negara tersebut, terutama ke China.

Namun, sekitar 160.000 barel per hari ekspor ke AS kemungkinan tetap berlanjut. Kapal-kapal milik Chevron dilaporkan masih berlayar menuju AS berdasarkan izin sebelumnya dari pemerintah AS.

Sementara itu, Venezuela pada Kamis mengizinkan dua kapal pengangkut minyak mentah berukuran sangat besar yang tidak dikenai sanksi untuk berlayar ke China, menurut dua sumber yang memahami operasi ekspor minyak negara tersebut.

Belum jelas bagaimana blokade AS akan ditegakkan. Penjaga Pantai AS pekan lalu mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan menyita sebuah kapal tanker minyak Venezuela. Sejumlah sumber menyebutkan AS tengah bersiap melakukan intersepsi lanjutan.

Minyak mentah Venezuela menyumbang sekitar 1 persen dari pasokan global.

Analis Bank of America menilai harga minyak yang lebih rendah berpotensi menekan pasokan.

Jika harga WTI rata-rata berada di kisaran USD57 per barel pada 2026, sejalan dengan proyeksi mereka, produksi minyak serpih AS diperkirakan menyusut sekitar 70.000 barel per hari. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement