"Menurut saya, laporan ini bersifat bearish, karena adanya kenaikan besar pada produk olahan," ujar analis UBS, Giovanni Staunovo, dikutip dari Reuters.
"Ada kenaikan besar dalam permintaan kilang untuk minyak mentah, menghasilkan penurunan besar stok minyak mentah. Namun pasca-libur Memorial Day, lonjakan pasokan yang kuat dengan permintaan yang lebih lemah menghasilkan kenaikan besar pada persediaan produk olahan," katanya.
Rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi sebesar 411.000 barel per hari (bph) pada Juli juga menjadi beban bagi para investor.
Pada Selasa, kedua acuan harga minyak tersebut sempat naik sekitar 2 persen ke level tertinggi dua pekan, didorong oleh kekhawatiran gangguan pasokan dan ekspektasi bahwa anggota OPEC, Iran, akan menolak proposal kesepakatan nuklir AS yang menjadi kunci untuk pelonggaran sanksi.
Rusia sendiri mencatatkan penurunan pendapatan minyak dan gas sebesar 35 persen pada Mei, yang dapat membuat Moskow enggan mendukung kenaikan produksi OPEC+ lebih lanjut karena langkah tersebut bisa menekan harga minyak.