Sementara penjualan bijih nikel oleh anak usaha TINS ini mencapai 376,47 ribu ton di tahun yang sama.
Masuknya TINS ke sektor nikel tentunya menjadi peluang bagi emiten ini untuk ikut menggarap industri kendaraan listrik Tanah Air. Informasi saja, nikel merupakan salah satu material yang digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Selain nikel, timah juga sebenarnya bisa menjadi bahan pendukung industri kendaraan listrik, seperti solder atau timah batangan.
Dilansir dari laporan keuangan TINS, pada triwulan I-2022, emiten ini memperoleh Rp23,84 miliar dari pendapatan nikel. Segmen tersebut hanya menyumbang 0,54 persen terhadap pendapatan bersih TINS.
Sementara, logam timah masih mendominasi pendapatan emiten ini yakni mencapai Rp3,58 triliun atau setara dengan 81,39% dari total pendapatan perusahaan.