IDXChannel – Krisis yang ditimbulkan dari kolapsnya bank asal Amerika Serikat (AS), Silicon Valley Bank (SVB) menimbulkan kekhawatiran bagi perbankan Indonesia, walaupun kinerja fundamental industri ini masih solid.
Pada Jumat (10/3) lalu, regulator perbankan California menutup SVB seiring dengan kolapsnya bank yang memiliki aset sekitar USD209 miliar tersebut.
Adapun, kebangkrutan SVB bermula dari kenaikan suku bunga di AS. Suku bunga yang lebih tinggi menutup penggalangan dana publik melalui penawaran umum perdana (IPO) bagi banyak perusahaan start up.
Di sisi lain, penggalangan dana dari swasta menjadi lebih mahal hingga beberapa klien SVB mulai menarik uang.
Terhambatnya pendanaan kepada perusahaan-perusahaan start up merupakan dampak dari kenaikan biaya pinjaman yang terus-menerus akibat sikap hawkish The Federal Reserve (The Fed) selama setahun terakhir serta kenaikan inflasi.