Nafan menambahkan, pemerintah saat ini sedang berkomitmen dalam menciptakan inklusi keuangan secara digital, sehingga ini dapat mendongkrak kinerja perbankan, terlepas dari potensi krisis SVB maupun kebijakan hawkish The Fed yang menghantui industri ini.
Sedangkan, Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto mengatakan, dampak bangkrutnya SVB belum tentu dialami oleh industri perbankan di Indonesia.
“Sepengamatan saya, kinerja industri perbankan hingga sahamnya tidak mengalami pelemahan, kalaupun ada penurunan harga saham, itu akan menjadi koreksi sehat dan masih bisa dimanfaatkan untuk buy on weakness,” kata William dalam wawancara dengan IDX Channel, Senin (13/3).
Sementara, terkait kolaps yang dialami oleh SVB sebagai dampak dari ambruknya start up tekno, William berpendapat perbankan di Indonesia memiliki potensi yang sama seperti SVB.
“Dampaknya, emiten perbankan secara khusus akan lebih berhati-hati dalam memberikan pendanaan bagi start up tekno,” tutup William.