Kinerja bisnis Kesehatan dan Kecantikan Guardian secara signifikan terus dipengaruhi oleh pembatasan terkait pandemi di Indonesia dan perubahan pola belanja pelanggan. Pengurangan jam operasional, penutupan sejumlah mal, pemberlakuan pembatasan jumlah kapasitas di pusat perbelanjaan, dan berkurangnya jumlah kunjungan pelanggan secara signifikan, semuanya mempengaruhi penjualan dan profitabilitas Guardian.
Kemudian, kinerja keuangan bisnis ritel Groseri PT Hero terus terkena dampak secara signifikan oleh pandemi. Pembatasan sosial yang ketat, larangan perjalanan domestik dan khususnya, penutupan atau pemberlakuan pembatasan-pembatasan yang ketat di pusat perbelanjaan atau mal telah mengubah pola belanja pelanggan secara substansial dan mengurangi jumlah kunjungan pelanggan ke lokasi-lokasi ini.
Akibatnya, hal ini secara material mempengaruhi kinerja hipermarket sebagai destinasi belanja dalam format besar yang merupakan penyewa utama di pusat perbelanjaan dan merupakan tempat mayoritas dimana area toko-toko Giant berada.
Adapun pendapatan Perseroan terdiri atas pendapatan eceran, pendapatan konsinyasi, potongan rabat dan biaya konsinyasi. Pendapatan eceran tercatat Rp2 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp2,85 triliun; pendapatan konsinyasi tercatat Rp196,04 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp287,96 miliar. Sementara itu, potongan rabat dan biaya konsinyasi tercatat Rp438,95 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp543,96 miliar
HERO mencatatkan adanya penurunam beban pokok pendapatan di kuartal I-2021 menjadi Rp1,26 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,89 triliun. Beban usaha juga mengalami penurunan menjadi Rp514,89 miliar dari sebelumnya Rp774,48 miliar.