sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Hindenburg Research, Perusahaan ‘Penyerang’ Saham Crazy Rich Asia Adani  

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
26/01/2023 13:56 WIB
Hindenburg memang memiliki rekam jejak dalam menemukan kesalahan perusahaan dan sering bertaruh dalam melawan perusahaan.
Hindenburg Research, Perusahaan ‘Penyerang’ Saham Crazy Rich Asia Adani. (Foto: businesstoday.in)
Hindenburg Research, Perusahaan ‘Penyerang’ Saham Crazy Rich Asia Adani. (Foto: businesstoday.in)

Mengutip Business Today, setelah menemukan potensi kesalahan, Hindenburg biasanya menerbitkan laporan yang menjelaskan kasus tersebut dan bertaruh melawan perusahaan target, dengan harapan mendapat untung.

Nathan Anderson adalah lulusan University of Connecticut dengan gelar bisnis internasional. Ia memulai karirnya di bidang keuangan di perusahaan data FactSet Research Systems Inc, di mana dia bekerja dengan perusahaan manajemen investasi.

Hindenburg terkenal karena taruhannya melawan perusahaan produsen truk listrik Nikola Corp pada September 2020. Mengutip WSJ, langkah ini menghasilkan kemenangan besar, namun menolak menyebutkan jumlahnya.

Perusahaan short-seller saham ini mengatakan Nikola menipu investor tentang perkembangan teknologinya.

Anderson menyerang Nikola melalui video truk listrik komersial yang diproduksi untuk promosi. Alih-alih melaju dengan kecepatan tinggi, sebenarnya kendaraan dalam video komersial itu terguling menuruni bukit.

Pengadilan AS menjatuhkan hukuman pada pendiri Nikola, Trevor Milton, atas tuduhan penipuan dan kebohongan kepada investor.

Pada 2021, perusahaan setuju membayar USD125 juta untuk menyelesaikan dengan persoalan Komisi Sekuritas dan Bursa AS atas perwakilannya kepada investor.

Nikola memulai debutnya sebagai perusahaan terbuka pada Juni 2020 dan valuasinya mencapai USD34 miliar beberapa hari setelahnya. Angka ini bahkan melampaui Ford Motor.

Saat ini, valuasi Nikola hanya menyentuh USD1,34 miliar. Hindenburg mengatakan beberapa pelapor dan mantan karyawan membantunya menemukan fakta-fakta ini.

Hindenburg telah menginvestigasi potensi kesalahan di setidaknya 16 perusahaan sejak 2017, berdasarkan situs webnya.

Menanggapi serangan Hindenburg, Chief Financial Officer (CFO) Adani Group Jugeshinder Singh, dalam sebuah pernyataan atas nama konglomerat, mengatakan bahwa laporan riset Hindenburg tersebut tidak berdasar dan mendiskreditkan.

Dikatakan bahwa laporan itu adalah upaya untuk merusak Follow-on Public Offering (FPO) saham-saham Adani berikutnya.

Sebagai informasi, FPO adalah penawaran lanjutan perusahaan yang sudah melantai di bursa untuk meningkatkan modal tambahan dengan menerbitkan saham baru kepada publik.

“Kami terkejut Hindenburg Research menerbitkan laporan pada 24 Januari 2023 tanpa berusaha menghubungi kami atau memverifikasi matriks faktual. Laporan itu adalah kombinasi jahat dari informasi yang salah dan tuduhan basi, tidak berdasar dan mendiskreditkan hal yang telah diuji dan ditolak oleh pengadilan tertinggi India,” kata Singh. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement