Sementara itu, penyebaran virus COVID-19 di berbagai negara di dunia mengakibatkan kekhawatiran atas kondisi ekonomi global dan penurunan permintaan minyak mentah. Untuk kawasan Asia Pasifik, penyebaran virus COVID-19 mengakibatkan tidak beroperasinya transportasi umum dan rendahnya aktivitas ekonomi di negara tersebut sehingga permintaan minyak mentah menjadi rendah.
Selain itu, penurunan harga juga dipengaruhi dari melambatnya pertumbuhan ekonomi India. Tak hanya akibat virus korona, penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional pada Februari 2020 juga disebabkan oleh sentimen negatif pasar atas ketidakpastian sikap Rusia terhadap rencana OPEC+ untuk melakukan tambahan pemotongan produksi minyak mentah sebesar 600.000 barel per hari.
Baca Juga : IHSG Dibuka Melorot 3,3 Persen ke Level 5.316
International Energy Agency (IEA) dan OPEC melaporkan penurunan proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2020 sebagai berikut: pertama yakni IEA melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 500.000 barel per hari menjadi 100,1 juta barel per hari, kedua adalah OPEC melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 250.000 barel per hari menjadi 100,98 juta barel per hari.
Sementara itu, Tim Harga Minyak Indonesia juga melaporkan bahwa Energy Information Administration (EIA) merilis terjadinya peningkatan stok minyak mentah AS pada Februari 2020 sebesar 8,3 juta barel menjadi sebesar 443,3 juta barel dibandingkan Januari 2020, yang turut memengaruhi turunnya harga minyak dunia. (*)