"Melihat kondisi makro ekonomi Negeri Sakura tersebut, di mana indikator inflasi yang konsisten mengalami kenaikan dalam 2 tahun terakhir maka besar kemungkinan BOJ akan melakukan kenaikan suku bunga kedepannya," kata Dimas.
Ia memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga secara tiba-tiba bisa memicu terjadinya Carry Trade, yang pernah menyebabkan koreksi indeks global pada Agustus 2024 lalu.
Selain itu, rilis laporan keuangan kuartal I 2025 dari sejumlah emiten besar seperti BBNI, BMRI, TLKM, dan GOTO juga menjadi perhatian. Data Non-Farm Payrolls AS juga penting untuk dipantau, mengingat data ini bisa mempengaruhi arah kebijakan suku bunga The Fed.
"Berdasarkan analisis dari CME FedWatch Tool, probabilitas The Fed untuk memangkas suku bunganya pada 7 Mei mendatang hanya sebesar 10 persen, yang artinya kecil kemungkinan terjadi penurunan suku bunga di Mei nanti," imbuh Dimas.
Dalam menghadapi kondisi pasar tersebut, IPOT merekomendasikan beberapa saham dan produk reksa dana: