Dari mancanegara, Kementerian Keuangan Jepang melaporkan kinerja ekspor pada April 2023 mencapai laju terlemahnya dalam 2 tahun terakhir. Tercatat ekspor Jepang mencapai 2,6% YoY, lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang tercatat 4,3% YoY.
"Capaian tersebut menandakan pertumbuhan yang terendah sejak Februari 2021 yang tercatat di level 4,5% YoY," terangnya.
Adapun kinerja impor Jepang tercatat kontraksi -2,3% YoY, lebih rendah dibanding capaian bulan sebelumnya yang tercatat 7,3% YoY. Dengan demikian, neraca dagang Jepang mengalami defisit 432,4 miliar yen atau setara dengan US$3,20 miliar.
Kondisi ini membawa kabar tak sedap bagi bursa di Asia, bahwa tekanan suku bunga global memberi dampak terhadap perdagangan. Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibarengi inflasi yang tinggi atau yang biasa disebut sebagai stagflasi masih menjadi bayang-bayang sejumlah bursa di Asia.
(DES)