IDXChannel - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Rupiah hari ini, Rabu (12/3/2025) berlawanan arah.
IHSG dibuka menguat di level 6.566 pagi ini. Sementara rupiah melemah menembus Rp16.400-an per USD.
Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin mengatakan, IHSG menguat setelah tekanan jual di pasar saham Asia mereda. Kinerja Bursa di Asia ditransaksikan sideways dengan kecenderungan menguat.
"Walaupun demikian, tekanan jual yang melanda bursa saham AS pada perdagangan sebelumnya masih membayangi kinerja pasar saham di Asia. Terlebih setelah pengumuman kenaikan tarif impor AS menjadi 50 persen untuk produk baja dan aluminium dari Kanada," kata Gunawan dalam analisisnya, pagi ini.
Kebijakan tersebut sebagai bentuk balasan AS ke kanada, setelah kenaikan tarif untuk listrik yang dijual AS ke Kanada sebelumnya.
Selain kebijakan kenaikan tarif yang memicu perang dagang, pasar keuangan global saat ini juga tengah dibayangi kekhawatiran ancaman resesi.
Harga minyak mentah dunia yang mengalami penurunan menjadi salah satu indikatornya. Di mana dalam satu bulan terakhir, harga minyak mentah turun dari kisaran USD74 per barel menjadi USD66 per barel pagi ini.
Pelemahan harga minyak mentah tersebut mengindikasikan lemahnya belanja, sekaligus menjadi indikator akan kemungkinan memburuknya kinerja ekonomi global. Pelemahan harga minyak juga sangat potensial menekan harga saham emiten di bursa.
Menurut Gunawan, pelaku pasar saat ini tengah menanti rilis data inflasi AS yang akan menjadi sentimen penggerak selanjutnya dan cenderung akan mengambil sikap wait and see (menunggu).
"IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.500 hingga 6.590 hari ini," ujar Gunawan.
Sementara itu, kurs rupiah terpantau melemah di kisaran Rp16.420 per USD. Pelemahan rupiah akan membebani IHSG.
"Sementara rupiah dan IHSG masih akan menanti bagaimana realisasi penjualan ritel di Tanah Air untuk Januari. Data tersebut akan menjadi satu-satunya data dari domestik yang potensial mengubah pergerakan IHSG dan Rupiah," tutur Gunawan.
Di sisi lain, harga emas relatif stabil di kisaran USD2.914 per ons troy atau sekitar Rp1,54 juta per gram.
(Fiki Ariyanti)