Selain kebijakan kenaikan tarif yang memicu perang dagang, pasar keuangan global saat ini juga tengah dibayangi kekhawatiran ancaman resesi.
Harga minyak mentah dunia yang mengalami penurunan menjadi salah satu indikatornya. Di mana dalam satu bulan terakhir, harga minyak mentah turun dari kisaran USD74 per barel menjadi USD66 per barel pagi ini.
Pelemahan harga minyak mentah tersebut mengindikasikan lemahnya belanja, sekaligus menjadi indikator akan kemungkinan memburuknya kinerja ekonomi global. Pelemahan harga minyak juga sangat potensial menekan harga saham emiten di bursa.
Menurut Gunawan, pelaku pasar saat ini tengah menanti rilis data inflasi AS yang akan menjadi sentimen penggerak selanjutnya dan cenderung akan mengambil sikap wait and see (menunggu).