IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ke level 6.637 pada pembukaan perdagangan Kamis (13/2/2025).
Pelemahan IHSG terjadi seiring pergerakan Bursa di Asia yang dibuka beragam dengan kecenderungan melemah.
Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin mengatakan, pelemahan IHSG dan sejumlah Bursa di Asia merupakan dampak dari rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang naik lebih dari ekspektasi.
Data inflasi inti AS maupun inflasi lebih tinggi dari perkiraan, baik rilis data inflasi bulanan (MoM) maupun yang tahunan (YoY).
"Sejauh ini, dampak yang ditimbulkan dari kenaikan laju tekanan inflasi AS belum banyak memberikan tekanan pada kinerja Bursa di Asia," kata Gunawan dalam analisisnya, pagi ini.
Dengan rilis data inflasi yang mengalami kenaikan tersebut, Bank Sentral AS atau The Fed diproyeksikan tidak akan melakukan perubahan besar dalam kebijakan bunga acuannya.
The Fed akan tetap bernada hawkish pada pembuatan kebijakan selanjutnya.
"IHSG diproyeksikan bergerak dalam rentang 6.570 hingga 6.650 pada perdagangan hari ini," tutur Gunawan.
Selain IHSG, nilai tukar rupiah juga ditransaksikan melemah ke level Rp16.375 per USD. Penguatan USD ditopang oleh kenaikan imbal hasil US Treasury di atas 4,6 persen setelah rilis data inflasi AS.
"USD akan cenderung menguat terhadap mata uang rivalnya, karena data inflasi AS mengikis kepercayaan pasar akan kemungkinan penurunan bunga acuan The Fed," ujar Gunawan.
Di sisi lain, seiring dengan penguatan USD, harga emas ditransaksikan lebih mahal di level USD2.906 per ons troy.
(Fiki Ariyanti)