Dia menerangkan, data inflasi dari dalam negeri ini begitu ditunggu setelah dari eksternal, data inflasi AS pada akhir pekan kemarin merealisasikan angka yang sesuai dengan ekspektasi. Sekaligus mengukuhkan bahwa kinerja inflasi belum cukup mendorong pemangkasan bunga acuan dalam waktu dekat.
"Selama sepekan, pasar keuangan masih akan menanti data data ekonomi yang diproyeksikan sejauh ini lebih banyak memberikan tekanan pada pasar keuangan di Asia. Untuk IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.900 hingga 7.100 dalam sepekan ke depan. Sementara Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang Rp15.970-Rp16.150 per USD," jelas dia.
Selanjutnya, di awal pekan ini, lanjut Gunawan, pelaku pasar juga tengah menanti data manufaktur China. Data manufaktur China sebelumnya mengalami kontraksi yang memberi dampak negatif bagi kinerja pasar keuangan di Asia.
Selain itu, dalam sepekan ke depan akan ada rilis data ekonomi penting lainnya seperti indeks sektor jasa AS serta data ketenaga kerjaan di akhir pekan.