IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan berada dalam tren koreksi hingga pekan depan. Tren penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran para pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi dunia yang bergejolak, terutama adanya kenaikan suku bunga acuan yang lebih besar oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
Lantas, apa saja saham yang menjadi rekomendasi di tengah tren koreksi ini?
Analis PT Kanaka Hita Solvera William Wibowo merekomendasikan empat saham untuk dicermati oleh investor. Pertama, PT Astra Internasional Tbk (ASII). Ia mengatakan, Astra sudah berhasil membentuk candle dodge, sehingga ASII memiliki peluang untuk teknikal rebound mengingat target penurunan harga sudah tercapai.
"Oleh sebab itu, support di 5.800 dapat dipakai sebagai acuan dengan resisten terdekat di level 6.550," kata William dalam 2nd Session Closing IDX Channel, Jumat (15/7/2022).
Kedua, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB). William merekomendasikan buy dengan support di 1.130 dan resisten 1.480. Ia mengatakan, BBYB memiliki peluang kenaikan yang cukup besar, mengingat pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (15/7/2022) BBYB ditutup menguat 9,28% di 1.295, diikuti dengan volume perdagangan yang sangat tinggi yakni 91,90 juta, dibandingkan tiga pekan terakhir.
"BBYB akan menguat, menguji resisten di level 1.480 dan bila level tersebut bisa ditembus, maka ada peluang BBYB bisa bergerak ke area 1.280 dengan support yang harus diperhatikan di level 1.130," kata dia.
Ketiga, PT Blue Bird Tbk (BIRD). William menilai saham BIRD menarik untuk dikoleksi karena target penurunan harga sudah berhasil dilewati dan saat ini tengah berada di fase konsolidasi. Meski harga masih cenderung sideways, saat ini pergerakan harga cenderung naik.
Ia memperkirakan BIRD dapat menembus area resisten di level 1.575 dan akan menguat untuk menguji resisten selanjutnya di level 1.760. Sementara itu, support berada di level 1.395.
Keempat, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Saham konsumer ini diperkirakan masih akan melanjutkan koreksinya. William merekomendasikan para investor untuk buy on weakness pada saham INDF dengan support di level 6.250.
Setelah itu, ada peluang INDF akan menguji level tertingginya di 7.250. Jika harga berhasil menembus area tersebut, maka ada peluang INDF akan bergerak ke level 8.000.
"Ini kami perkirakan bisa terjadi karena sejak Maret lalu, harga menguat sangat signifikan dan kekuatan membelinya sangat tinggi. Oleh karena itu, seharusnya koreksinya hanya bersifat koreksi sehat dan peluang untuk melanjutkan penguatan cukup besar," katanya.
(NDA)