Namun berbeda dengan kondisi saat ini, di mana IHSG berada di level 8.000-an dengan arus modal asing yang justru sedang keluar.
Data mencatat terjadi net sell asing Rp9,45 triliun selama September, sementara sepanjang kuartal III outflow mencapai Rp6,28 triliun.
"Artinya, buffer kita lebih tipis dibanding periode sebelumnya,” kata Liza.
Menurut Liza, risiko koreksi jangka pendek cukup terbuka pada Oktober-November 2025. IHSG diperkirakan bergerak sideways dengan potensi melemah ke kisaran 7.800-7.900, yang merupakan batas bawah target Kiwoom Sekuritas.
"Shutdown berpotensi memicu risk-off global, sehingga aliran dana keluar dari emerging market seperti Indonesia bisa semakin deras," tutur dia.