Indri memperkirakan IHSG akan bergerak bervariasi namun cenderung menguat, dengan rentang support 7.730 dan resistance 8.100.
Salah satu sentimen utama yang akan memengaruhi pergerakan IHSG pekan ini adalah pemangkasan suku bunga acuan BI diperkirakan sebesar 25 basis poin ke level 4,5 persen, yang akan menjadi penurunan kelima kalinya tahun ini.
Selain itu, pasar juga akan mencermati rilis data ekonomi Amerika Serikat, seperti initial jobless claims dan inflasi tahunan bulan September yang diperkirakan naik tipis menjadi 3 persen dari sebelumnya 2,9 persen.
Indri menjelaskan, potensi penguatan IHSG pekan ini muncul setelah indeks sempat mencetak All Time High di level 8.288 pada pekan lalu, sebelum akhirnya ditutup melemah 4,14 persen, disertai dengan aksi jual bersih (net sell) investor asing di pasar reguler senilai Rp4,2 triliun.
Dari sisi sektoral, hanya sektor kesehatan (healthcare) yang mencatatkan penguatan sebesar 2,79 persen, sementara sektor lainnya mengalami pelemahan. Sektor teknologi menjadi yang paling tertekan dengan koreksi mencapai 11,59 persen, terutama akibat penurunan saham DCII dan MLPT yang memiliki bobot besar dalam indeks sektor tersebut.