Sementara itu, imbal hasil obligasi AS juga naik 5 basis poin menjadi 4,411 persen. Kenaikan harga minyak mentah juga berpotensi menekan inflasi global, termasuk Indonesia, melalui lonjakan harga energi.
Di sisi lain, pelaku pasar juga tengah mencermati sejumlah agenda penting pekan ini, antara lain pertemuan KTT G7 di Kanada pada 15-17 Juni 2025 serta perkembangan negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dengan sejumlah mitra dagangnya.
Selain itu, sejumlah bank sentral utama dunia dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga, termasuk The Fed, PBoC (China), BoJ (Jepang), BoE (Inggris), hingga Bank Indonesia (BI), yang diproyeksi masih akan mempertahankan suku bunga di level saat ini.
Selain faktor eksternal, kekhawatiran atas ancaman tarif dan pelemahan daya beli masyarakat dalam negeri juga menjadi perhatian investor.
Tekanan terhadap konsumsi domestik dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah masih tingginya harga kebutuhan pokok.