Hal tersebut dapat dicapai karena calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden yang sudah semakin jelas dari semua kubu, ditambah dengan adanya publikasi program kerja masing-masing Capres dan Cawapres.
Meski demikian, Liza menilai investor asing belum begitu yakin untuk masuk ke pasar modal Indonesia. Ia menyebut hal itu karena pertimbangan tahun politik.
"Dengan demikian, IHSG pastinya punya peluang ditutup di level 7.100 untuk worst scenario atau 7.300-7.400 pada akhir tahun," kata Liza.
Dari sisi sektoral, lanjut Liza, belakangan ini sektor energi mengalami lonjakan kenaikan yang ditopang oleh sentimen meroketnya harga minyak mentah yang tengah dalam tren bullish menuju USD100 per barel.
Proyeksi ke arah sana didukung oleh berbagai pemikiran fundamental, termasuk yang terakhir adalah OPEC+ melanjutkan periode pemotongan produksi sampai akhir tahun. Menurut Liza, karakter capital market Indonesia yang sarat komoditas tentunya akan diuntungkan oleh perkembangan terakhir.
“Hal tersebut berpotensi mengerek saham-saham emiten minyak dan batu bara, serta IHSG secara keseluruhan. Rotasi sektor ini akan terjadi setelah beberapa saat sebelumnya saham sektor energi terbarukan naik panggung dengan isu energi hijay yang bisa mengurangi polusi udara,” kata Liza.