Pelemahan data makroekonomi serta potensi tekanan dari agenda rebalancing indeks global menjadi perhatian utama pelaku pasar.
Hingga 24 Juli 2025 pukul 10.08 WIB, baru sebanyak 36 dari total lebih dari 950 emiten yang telah melaporkan kinerja keuangan semester I-2025. Baru dimulainya musim laporan keuangan membuat pelaku pasar masih menanti kejelasan arah kinerja emiten di tengah bayang-bayang tekanan di level makro.
Michael sebelumnya menilai kondisi makroekonomi Indonesia saat ini menunjukkan pelemahan yang seharusnya mendorong investor untuk lebih realistis dalam memandang kinerja emiten sepanjang paruh pertama tahun ini.
“Jika kita melihat data umum dari Indeks PMI Manufaktur (Purchasing Managers' Index) dan PDB, Indonesia mengalami pelemahan di bawah konsensus,” ujar Michael, Rabu (30/7/2025).
Ia merinci, “PMI terkontraksi di kuartal I-2025 dan II-2025, masing-masing sebesar 51 dan 47. Kemudian pertumbuhan PDB di angka 4,8 persen.”