"Kenaikan interest rate di US dan Indonesia membawa dampak ke (pergerakan) IHSG. Ketika The Fed menaikkan interest rate-nya, bursa kita turun. Tapi yang paling besar impact-nya adalah domestic inflation," ujar Iman, dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, Kamis (29/12/2022).
Namun demikian, meski dihadapkan pada sejumlah tantangan tersebut, kinerja industri pasar modal tetap mampu bertahan dalam teritori positif. Capaian itu menurut Iman patut diapresiasi lantaran merupakan bukti dari kekuatan pasar modal Tanah Air sejauh ini.
"Kita beruntung dan patut bersyukur bahwa di Indonesia, dalam RNTH (rata-rata nilai transaksi harian) yang hampir Rp15 triliun itu, (kontribusi) investor asingnya hanya sekitar 30 persen. Sisanya 70 persen itu (kontribusi) investor domestik. Itu yang membuat kita bisa bertah," ungkap Iman.
Kondisi tersebut patut disyukuri, lanjut Iman, lantaran baru terjadi dalam lima tahun terakhir. Menilik pada kondisi sebelumnya, Iman menyebut bahwa kontribusi investor asing masih demikian besar, sehingga membuat pasar modal Indonesia relatif rentan.
"Kalau lima tahun lalu (kontribusi investor) asing itu masih 70 persen, sehingga ketika The Fed naikkan suku bunga. investor langsung pindah. Capital outflow langsung membesar. Kalau sekarang kita sudah aman," tutur Iman.