"Hanya ada 15 hingga 20%. Secara omzet, penurunan sudah mencapai 100% juga. Sementara untuk angkutan logistik dan barang secara gradual juga sudah mengalami penurunan sebesar 50 hingga 60%," jelasnya.
Ateng Aryono menegaskan bahwa pihak yang paling terkena dampak dari penyebaran virus korona di sektor transportasi yakni para pekerja yang berhubungan langsung dengan operasional bus.
“Di mana jika bus tidak beroperasi, maka mereka tidak akan meraih pendapatan. Ini yang kami rasakan, terutama untuk seluruh awak kami yang berkaitan dengan operasional, ya no work, no pay, mereka kasihan sekali meskipun beberapa perusahaan melakukan back-up. Saya kira ini tidak akan lama," ungkpanya. (*)