Listing dengan SPAC ini akan menjadi yang kedua kalinya dilakukan Branson untuk startup luar angkasa. Setelah sebelumnya dia mengambil Virgin Galactic pada Oktober 2019 menggunakan bursa saham.
Saat itu kapitalisasi pasar mencapai USD1 Miliar dalam merger dengan perusahaan publik, Hedosophia, yang dijalankan oleh mantan eksekutif di Facebook Chamath Palihapitiya. (Virgin Galactic, setelah mengecualikan pendapatan dan kerugian besarnya, sekarang sukses memiliki USD6 Miliar dalam kapitalisasi pasarnya).
Branson mengatakan di hari Senin bahwa tim Virgin Orbit menggunakan roket dengan ditembakkan dari pesawat 747 untuk meluncurkan satelit ke angkasa. Mereka telah "membuktikan kemampuannya untuk menciptakan ide-ide baru, pendekatan baru dan juga kemampuan baru.
Branson disebut oleh Forbes diperkirakan memiliki kekayaan USD4,4 Miliar, telah memimpin Virgin Group untuk menghabiskan lebih dari USD 1 Miliar untuk mengembangkan Virgin Orbit. Dalam presentasinya pada investor, Virgin memprediksi kenaikan pendapatan dari sebesar USD 70 Juta pada 2022, akan melesat di atas USD2 Miliar pada 2026. Pemasukan pada 2021 termasuk dua peluncuran di Januari dan Juni, diperkirakan mencapai USD 15 Juta.
Virgin Orbit, yang melantai di bursa Nasdaq menggunakan kode VORB. Emiten ini menjadi salah satu startup luar angkasa yang menggunakan skema SPAC untuk masuk ke lantai bursa. Selain Virgin Orbit juga ada startup lainnya yaitu Rocket Lab, Astra, AST dan Spire. Mereka menjadi penggerak perekonomian, dengan menguak segala potensi ekonomi di balik atmosfer bumi.