Meski mengalami penurunan laba, pendapat bersih perseroan tercatat tumbuh sebesar 21,78% menjadi Rp 56,80 triliun dari sebelumnya Rp 46,64 triliun. Penjualan mie instan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 40,99 triliun. Kemudian, produk susu atau dairy sebesar Rp 9,14 triliun, produk makanan ringan sebesar Rp 3,39 triliun, produk penyedap makanan mencatat pendapatan sebesar Rp 2,85 triliun.
Adapun, produk nutrisi dan makanan khusus mencatat pendapatan sebesar Rp 1,04 triliun dan produk minuman membukukan pendapatan sebesar Rp 1,34 triliun sepanjang 2021.
Anthoni mengatakan, meski dihadapkan pada berbagai tantangan, perseroan berhasil melampaui target kinerja dengan kontribusi yang baik dari kegiatan usaha di dalam negeri maupun luar negeri. Tahun ini, perseroan akan fokus pada upaya untuk mempertahankan kinerja, dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan volume penjualan dan tingkat profitabilitas, serta mempertahankan posisi neraca keuangan yang sehat.
"Kami akan terus memperkuat model bisnis kami, agar dapat menanggapi perubahan yang terjadi secara tepat waktu," kata dia. (TSA)