Salah satu penyebab penurunan laba ialah turunnya pos pendapatan lain yang bersih menjadi Rp326 miliar di semester I-2023.
Posisi kelima ada Wijaya Karya membukukan rugi bersih sebesar Rp1,88 triliun atau naik 99,3% secara tahunan. Namun pendapatan naik double digit menjadi 29% pada posisi Rp9,25 triliun.
Adapun perusahaan go public BUMN ini diharapkan memberi dividen melebihi realisasi 2022 atau senilai total Rp80 triliun.
Membengkaknya rugi bersih WIKA disebabkan oleh meningkatnya beban keuangan yang dipikul perseroan seperti naiknya signifikan dari beban lain yang tercatat Rp1,21 triliun atau meningkat 212% secara tahunan.
Kenaikan beban lain-lain tersebut disebabkan oleh adanya pencadangan piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun perusahaan go public ditargetkan sebesar Rp53,7 triliun sedangkan perusahaan pelat merah dengan status private dengan Rp26,5 triliun.
Selain itu pemerintah juga menargetkan pendapatan dari perusahaan BUMN sebesar Rp3.000 triliun, EBITDA mencapai Rp600 triliun dan laba bersih tembus Rp250 triliun. Kira-kira apakah target tersebut akan tercapai?
(DES)