IDXChannel - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada April 2023. Dalam penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), perseroan menawarkan sebanyak 11 miliar saham atau 10,24% dari total modal ditempatkan dan disetor.
Presiden Direktur Merdeka Battery Materials Devin Ridwan mengungkapkan, melalui IPO, perseroan akan memiliki dukungan yang lebih kuat untuk mengeksekusi setiap rencana strategisnya di masa mendatang.
Ia menyebut, sebagai pemilik tambang nikel dengan salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel, entitas usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ini berada dalam posisi yang baik untuk mengambil kesempatan dalam hilirisasi rantai nilai baterai kendaraan listrik, didukung oleh teknologi dan sumber daya manusia yang sudah teruji.
“Dengan IPO ini, kami memastikan bahwa rencana strategis perseroan dapat berjalan maksimal, sehingga kami dapat mengoptimalkan sumber daya kami untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan bermotor listrik dunia di masa depan,” kata Devin dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (30/3/2023).
Saat ini, kata dia, perseroan masih berada pada fase awal untuk berekspansi ke industri hilir di sepanjang rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik, yang akan terintegrasi secara vertikal dengan sumber daya nikel yang mampu berproduksi lebih dari 20 tahun.
Dia menerangkan, perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel seperti fasilitas HPAL, konverter nikel matte serta fasilitas produksi asam sulfat melalui proyek Acid Iron Metal I (AIM I).
Keberadaan fasilitas HPAL dan nikel matte merupakan salah satu komponen penting untuk menghasilkan nikel sulfat dan kobalt sulfat dalam hilirisasi rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik. Selain itu, asam sulfat juga menjadi salah satu material yang mendukung pemrosesan di fasilitas HPAL.
Kemudian, dana hasil IPO juga akan digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, di antaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Sebagai informasi, saat ini SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22% Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08% Co. Kapasitas produksi tambang SCM diperkirakan akan mencapai 14,6 juta wet metric tonnes pada 2024.
“Saat ini fokus kami adalah untuk menyelesaikan proyek-proyek yang sedang dibangun dan mengintegrasikannya dengan tambang SCM. Dana IPO akan memastikan seluruh proses ini berjalan tepat waktu dan bersinergi secara optimal,” ujar Devin.
Lebih lanjut, untuk membangun dan mengembangkan aset strategis, Merdeka Battery Materials telah menjalin kerja sama dengan grup Tsingshan, Huayou, serta CATL, yang merupakan pemain global terdepan dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik. Perseroan juga didukung oleh sponsor yang memiliki rekam jejak yang kuat dalam pendanaan dan tata kelola perusahaan, dan MDKA dengan pengalaman pengembangan proyek yang signifikan.
Sebagai informasi, Merdeka Battery Materials dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 April 2023 dengan kode MBMA. Masa penawaran awal atau bookbuilding telah dimulai sejak 28 Maret dan akan berlangsung hingga 4 April 2023. Sementara, tanggal efektif diperkirakan akan didapat pada 11 April 2023.
Kemudian, masa penawaran umum akan digelar pada 12 hingga 14 April 2023. Lalu, tanggal penjatahan dan distribusi secara elektronik akan berlangsung pada 14 dan 17 April 2023. Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT Indo Premier Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin emisi efek.
(YNA)