"Tapi kedepannya bakal ada kenaikan suku bunga meskipun dengan tingkat kenaikan yang tidak agresif 20-25 basis poin, tapi intinya masih akan ada kenaikan yang memberatkan pasar juga IHSG," tegas Robertus.
Sehingga, investor dapat mengantisipasi hal tersebut berdasarkan pergerakan bank sentral negara lain. Menurut dia ini akan menjadi salah satu tren di bank sentral dunia lain termasuk Indonesia.
Bahkan, Robertus menilai bahwa inflasi Indonesia semakin menurun. Tak hanya itu, suku bunga di tahun 2023 juga lebih rendah dari yang sekarang.
Sampai dengan akhir tahun, Robertus berharap masih bisa dipertahankan, jika menyesuaikan dengan tingkat suku bunga global, mungkin penguatan mata uang dollar AS, tidak menutup kemungkinan BI menaikkan suku bunga lagi.
Bagi kreditur perbankan memang makin cuan, tapi bagi debitur dampaknya tidak kredibel karena tidak semata-semata kenaikan mata uang saja.