Di Indonesia, proyeksi penurunan produksi batu bara juga terefleksi pada total tonase yang disetujui dalam RKAB 2024-2026. Pada 2024 produksi mencapai 922,14 juta ton, sementara pada 2025 turun 0,5 persen mencapai 917,16 juta ton.
Potensi Saham Batu Bara
Dengan pandangan tersebut, saham-saham batu bara dinilai masih cukup atraktif oleh Stockbit Sekuritas, mencakup PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Secara fundamental, saham ADRO dinilai berpeluang menerima inflow menyusul sensitivitas saham ini terhadap pergerakan harga batu bara. PTBA disebut masih menarik dari sisi dividend yield, sementara laba bersih ITMG bakal terdongkrak seiring flukutasi harga komoditas tersebut.
“Setelah menikmati supercycle komoditas pada 2022–2023, neraca keuangan para emiten batu bara menjadi jauh lebih kuat dibandingkan periode pra-pandemi. ADRO, ITMG, dan PTBA memiliki net cash yang melimpah,” lanjut Stockbit.
Dari sisi valuasi, Stockbit menggunakan estimasi laba bersih ketiga emiten tersebut yang lebih tinggi, sekaligus memperhitungkan net-cash yang solid.