sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Intip Strategi Raharja Energi (RATU) Tingkatkan Kinerja di Tahun Ini

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
26/06/2025 16:40 WIB
PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) membeberkan sejumlah strategi perseroan untuk meningkatkan kinerja secara anorganik.
Intip Strategi Raharja Energi (RATU) Tingkatkan Kinerja di Tahun Ini. (Foto: Inews Media Group)
Intip Strategi Raharja Energi (RATU) Tingkatkan Kinerja di Tahun Ini. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) membeberkan sejumlah strategi perseroan untuk meningkatkan kinerja secara anorganik. 

Direktur Utama RATU, Sumantri mengatakan, perseroan sangat berhati-hati dalam menentukan langkah untuk menumbuhkan kinerja. Itu karena perseroan belum lama menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Karena kita baru IPO, kita sangat berhitung soal risiko, terutama risiko finansial. Sehingga kita memutuskan untuk tidak masuk kepada blok-blok migas yang sifatnya masih spekulatif,” kata Sumantri dalam podcast ‘The Fundamentals’ IDX Channel, dikutip Kamis (26/6/205).

Sumantri mengungkapkan saat ini perseroan memiliki sejumlah aset potensial yang akan segera diakuisisi dan sedang dalam tahap produksi. Dalam hal ini, perseroan sudah menunjuk pihak untuk melakukan penilaian terhadap aset-aset tersebut yang akan membantu menumbuhkan kinerja RATU.

Namun demikian, Sumantri belum membeberkan secara detail mengenai aset-aset tersebut. Pasalnya, proses akuisisi terutama aset migas nasional merupakan hal yang memiliki aturan tinggi, yang tidak bisa dibocorkan sebelum mendapat persetujuan dari sejumlah pihak dari pemerintah.

“Saya bisa menyampaikan sebenarnya, tetapi itu bukan kepastian apakah akhirnya kita akan akuisisi aset tersebut, karena semua tergantung kepada nilai komersial yang kita perhitungkan, itu bisa kita bayar dengan memperhitungkan seluruh risiko yang ada,” ujar Sumantri.

Sebagai informasi,  PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) menjadi salah satu perusahaan energi yang mencuri perhatian pelaku pasar sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Januari 2025.

Sahamnya kerap menyentuh auto rejection atas (ARA), bahkan menjadi saham multibagger yang naik lebih dari 100 persen. Di sisi lain, emiten jasa penunjang migas dan energi itu menghadapi berbagai tantangan di tengah dinamika industri. 

Salah satunya harga minyak yang bergerak sangat fluktuatif di tengah konflik antara Iran dengan Israel dan Amerika Serikat (AS). Fenomena tersebut bisa menjadi berkah dan peluang, tetapi juga tantangan yang perlu dihadapi dengan strategi yang tepat. 

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement