Menurut riset RHB Sekuritas bertajuk “Market Strategy: Be Defensive Now, Focus on Cyclical Sector in 2H” yang diterbitkan pada Selasa (14/3), nilai transaksi harian IHSG turun karena investor sedang wait and see.
“Kami percaya kebijakan The Fed dalam menaikkan suku bunga di atas dari perkiraan sebelumnya berkontribusi pada penurunan likuiditas perdagangan IHSG karena pasar cenderung menunggu keputusan The Fed sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi dalam jumlah besar,” tulis riset tersebut.
Sementara, secara YTD, IHSG juga sudah merosot hingga 3,48 persen. Meski demikian, saham emiten rokok justru banyak dikoleksi oleh investor di saat kondisi pasar sedang loyo seperti saat ini.
Melansir data BEI pada Senin (20/3), saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memimpin melambungnya saham-saham rokok, yakni terkerek 39,03 persen secara YTD.
Menyusul GGRM, saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga melesat hingga 35,71 persen sepanjang 2023. Sementara, saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) juga naik sebesar 25,40 persen secara YTD. (Lihat grafik di bawah ini.)