KRAS sebelumnya berencana menggelar RUPST pada 27 Juni 2024. Namun kemudian ditunda.
Dari data RTI Business, saham KRAS ditutup melemah 0,91 persen ke harga Rp109 pada perdagangan Rabu ini.
Menilik kinerja keuangannya, BUMN tersebut membukukan rugi tahun berjalan senilai USD131,65 juta atau setara Rp2,03 triliun pada 2023. Realisasi ini berbalik dari periode 2022 yang mencatat laba USD22,64 juta.
Direktur Utama Krakatau Steel, Purwono Widodo mengungkapkan, kerugian tersebut disebabkan masih tingginya beban keuangan senilai USD129,59 juta atau setara Rp2 triliun dan rugi selisih kurs senilai USD9,62 juta atau setara Rp148,48 miliar.
Selain itu, kerugian yang dialami perseroan merupakan salah satu dampak tidak beroperasinya fasilitas Hot Strip Mill 1 (HSM#1), penghasil produk utama Hot Rolled Coil (HRC) akibat kerusakan pada switch house Finishing Mill.