“Soal investornya happy-happy saja sih. Soalnya begini, kita bisa jadi scalable karena model crowdsourcing ini,” kata Ardyanto.
Sementara itu, CEO Dekoruma, Dimas Harry Priawan mengungkap efisiensi dari model bisnis tersebut. Dengan skema bisnis tersebut, mitigasi risiko bisa lebih mudah diperhitungkan dan dipersiapkan.
“Misalnya saya cuma bisa hire 10 orang, gimana caranya 100? Itu kan crowdsourcing, gak bisa 10 orang serve semuanya,” ujarnya.
Di sisi lain, perusahaan juga bisa membaca potensi segmen bisnis melalui model bisnis crowdsourcing tersebut. Meski mempekerjakan karyawan per proyek, kata Dimas, model bisnis ini juga tetap mengedepankan dedikasi pekerja.
Corporate Affair Director PT Global Digital Prima (GDP Venture), Ossy Indra Wardhani menyebut, beberapa jenis perusahaan yang mereka tertarik biayai untuk beroperasi.