Investor Pasar Modal Ingin Suku Bunga Acuan BI Ditahan

IDXChannel - Investor pasar modal saat ini cenderung menahan diri sambil menyoroti hasil Rapat Dewan Guburnur (RDG) Bank Indonesia yang hasilnya diumumkan siang ini. Pasar berharap suku bunga acuan tidak dinaikkan.
Technical Analyst dan Brand Ambassador Ajaib, Linda Lee mengatakan, respon investor cenderung wait and see terlebih dahulu. Terlihat juga dari jangka pendek bahwa IHSG dan sahamnya berpotensi melemah.
"Jadi kalau melihat reaksi investor sepertinya investor bereaksi negatif seperti itu dengan penurunan IHSG hari ini. Memang kalau misalnya suku bunga tidak jadi dinaikkan, tentu lebih baik untuk pasar saham," ungkap Linda kepada MNC Portal, Kamis (23/6/2022).
IHSG untuk jangka pendek level support berada di kisaran 6.979-6.984 dan 6.871, itu pun menurut Linda adalah level terendah yang disentuh IHSG pada 20 Juni 2022.
BI ISYARATKAN TAHAN SUKU BUNGA ACUAN
Linda melanjutkan, jika suku bunga tidak naik juga membawa sentimen yang sedikit positif untuk sektor infrastruktur yang sudah tertekan beberapa lama ini.
"Kalau suku bunganya jadi naik sektor ini dapat sentimen yang negatif, tapi kalau tidak jadi dinaikkan setidaknya ada sentimen sedikit naik untuk sektor infrastruktur gitu, namun kita balik lagi ke harga sih," ujar Linda
Perkembangan suku bunga juga berdampak pada saham perbankan. Linda melihat untuk sektor perbankan besar seperti BBCA dan BMRI menjadi supportnya.
"Either mereka jadi juga wait and see para investornya, either itu apakah tinggal naik atau ketika sentimen memburuk mereka udah deket di support sih, jadi memang udah di pinggir jurang apakah mau naik atau mau turun," jelasnya.
Secara teknikal untuk khususnya untuk investasi, Linda merekomendasikan memang perbankan big cap adalah pilihan terbaik. Justru jika nanti ada pelemahan di saham perbankan, ini saat terbaik untuk buy on weakness.
Sinyal BI kembali menahan suku bunga sudah diprediksi oleh Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro. Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo dalam beberapa kesempatan terakhir memang amat jelas untuk menahan suku bunga acuan kembali di level 3,5 persen.
"Narasi BI selalu menyampaikan acuannya di inflasi, walaupun 4,2 persen sudah di range atas, kalau dari tone belum bergerak," ujarnya dalam konferensi pers BMRI, Rabu (22/6/2022).
Diketahui dalam dua kesempatan terakhir, Perry memberi kode keras soal suku bunga. Kode pertama disampaikan Perry ketika menghadiri acara seminar INDEF bertajuk Managing Inflation to Boost Economic Growth, pekan lalu.
Menurut Perry, inflasi Indonesia masih terkendali. Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Mei 2022 berada di level 3,55 persen (year on year/yoy). BI memperkirakan inflasi hingga akhir tahun mencapai 4,2 persen sehingga tidak perlu ada kenaikan suku bunga. (RRD)