2. Tak hanya taksi online, DiDi Global rambah layanan pengiriman
Mengutip laman Investopedia, Minggu (04/7/2021) Cheng Wei kemudian melebarkan sayapnya ke ranah layanan pengiriman, penyewaan mobil, bus serta sopir, dan juga layanan berbagi sepeda dalam upayanya untuk terus bergerak melampaui layanan taksi.
3. Sempat perang harga sebelum merger dengan Kuaidi Dache
Sejak berdiri perusahaan telah mengumpulkan lebih dari USD 21 miliar per Maret 2020 lalu. Perusahaan ini juga telah melakukan investasi di perusahaan global lain seperti Lyft, Bolt dan Grab. Reuters melaporkan, DiDi pernah mengalami perang harga dengan saingannya yakni Kuaidi Dache yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian besar bagi keduanya.
Saat itu DiDi menguasai pasar China sebesar 55 persen dan 45 persen dikuasai oleh Kuaidi. Alhasil penggabungan dua perusahaan tersebut di tahun 2015 silam justru menjadi tonggak baru aplikasi berbagi perjalanan terbesar di China.
4. DiDi Global didanai oleh dua perusahaan raksasa internet China
DiDi didanai oleh dua perusahaan internet terbesar di China yakni Tencent dan Alibaba. Pada Juni 2016, DiDi bernilai kurang lebih USD 28 miliar. DiDi mengakuisisi Uber China di tahun yang sama. Bulan Desember 2017, DiDi mendapat suntikan dana sebesar USD 4 miliar dan menjadi perusahaan rintisan bernilai tertinggi ke-2 di dunia (setelah Ant Financial) dengan 100 investor dan valuasi USD 56 miliar. Perusahaan ini kini melayani 30 juta pengantaran per hari.
5. DiDi Global ikut mendalami mobil otonom
Pada Mei 2017, DiDi mulai mengembangkan aplikasinya ke dalam versi bahasa Inggris. Di tahun 2018, DiDi berekspansi ke Meksiko dan Australia serta membuka layanan berbagi tumpangan di Jepang melalui kerja sama dengan SoftBank. Selain itu, DiDi juga mulai mendalami mobil otonom dan kecerdasan buatan yang mempekerjakan peneliti dan menanamkan modal besar di sektor ini. (NDA)