IDXChannel – Mengawali tahun 2023, membahas terkait sejarah saham BNLI nyatanya cukup menarik. PT Bank Permata Tbk (BNLI) merupakan anak bisnis Bangkok Bank yang bermarkas sentra pada Jakarta. Perusahaan ini memulai sejarahnya pada 17 Desember 1954 menggunakan nama "PT Bank Persatuan Dagang Indonesia".
Pada 8 Mei 1956, Bank Indonesia tetapkan bank ini menjadi sebuah bank devisa. Pada 20 Agustus 1971, nama bank ini diubah sebagai "PT Bank Bali". Kemudian di tanggal 15 Januari 1990, bank ini resmi melantai pada Bursa Efek Indonesia. Di tahun 2000, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) merekapitalisasi bank ini, dan pemerintah Indonesia pun sebagai pemegang saham primer bank ini.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup aktivitas BNLI merupakan menjalankan aktivitas generik perbankan, termasuk menyediakan pembiayaan dan melakukan aktivitas lain dari prinsip syariah (semenjak bulan November 2004).
Emiten dengan kodesaham BNLI ini diketahui resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal pada tanggal 15 Januari 1990. Sebelumnya, pada 02 Desember 1989 BNLI memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BNLI kepada masyarakat sebanyak 3.999.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan dengan harga penawaran Rp9.900,- per saham.
Laporan Keuagan BNLI
PT Bank Permata Tbk (BNLI) meraih keuntungan higienis senilai Rp2,24 triliun, melonjak sampai 123,38% secara tahunan atau year-on-year di kuartal III-2022. Sementara dalam kuartal III di tahun lalu, keuntungan bersih Bank Permata tercatat sebanyak Rp1 triliun.
Kenaikan laba tadi sejalan dengan pertumbuhan pendapatan bunga yang dicapai Bank Permata sebesar 4,29% sebagai Rp9,29 triliun menurut semula yg sebanyak Rp8,91 triliun. Beban bunga pun terlihat menyusut 12,15% menurut Rp2,98 triliun sebagai sebanyak Rp2,62 triliun. Oleh lantaran itu, pendapatan bunga bersih bank terkerek 12,57% menjadi Rp6,67 triliun berdasarkan periode yang sama dalam 2021 yang senilai Rp5,92 triliun.
Keuntungan operasional perusahaan pun melonjak hingga 126% hingga tembus Rp2,87 triliun. Adapun per September 2022, jumlah kredit yang diberikan Bank Permata juga semakin tinggi 8,02% menjadi Rp116,93 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni senilai Rp108,25 triliun. Kenaikan tersebut nyatanya didorong oleh kredit korporasi juga kredit pemilikan rumah (KPR) yang masing-masing naik sebanyak 9,2% dan 19,1%. (SNP)