Selain cuan dari naiknya komoditas, terdapat sentimen lainnya yang membuat saham MDKA menjadi semakin menarik untuk dikoleksi oleh investor.
Melansir analisis JP Morgan bertajuk Asean Metals: Pelimenary Thoughts on Tesla’s Potential Factory in Indonesia yang dirilis pada Kamis (12/1), MDKA tengah mengembangkan smelter nikel berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL).
Asal tahu saja, HPAL merupakan teknologi yang digunakan dalam mengolah nikel kelas satu seperti nickel matte yang menjadi bahan baku baterai EV. Sementara jenis bijih yang bisa diolah biasanya adalah limonit yang memiliki kadar rendah di bawah 1,5 persen.
Di samping itu, rencana emiten dalam mencatatkan anak perusahaannya yang bergerak di sektor baterai EV menjadikan saham MDKA semakin prospektif kedepannya.
Melansir laporan CLSA pada Jumat (13/1), MDKA telah mengumumkan rencana untuk mencatatkan anak usahanya, yakni Merdeka Battery Materials (MBM) di bursa Tanah Air dalam waktu dekat.