Menurut CLSA, MDKA telah mengakuisisi 51 persen aset perusahaan nikel pada Maret 2022 seharga USD375 juta atau setara Rp5,55 triliun dengan asumsi kurs Rp14.815/USD.
“Listing tersebut kemungkinan akan memosisikan MBM sebagai proxy utama untuk EV di Tanah Air,” tulis riset tersebut.
Adapun, MBM memiliki 51 persen cadangan nikel sebesar 189 juta dan 1,1 miliar dry metric ton (dmt) dan 50,1 persen dari kapasitas produksi nickel pig iron atau NPI dengan total 38 kilo ton nickel matte per tahun (ktpa).
Sementara, MBM tercatat memiliki kawasan industri seluas 3.600 hektare (ha) di Konawe, Sulawesi Tenggara.
CLSA juga menyebutkan, MBM bakal memulai operasi penambangan bijih limonit pada semester II-2023 dengan kapasitas 6-8 juta wmt/tahun.