Sementara revenue dari bisnis fiber mencapai Rp85,22 miliar, melonjak 148,8 persen pada periode waktu yang sama.
Pertumbuhan di sisi pendapatan berhasil diimbangi dengan pengelolaan biaya secara lebih efisien. Alhasil, perseroan mampu membukukan EBITDA senilai Rp1,84 triliun, melonjak 9,9 persen.
EBITDA Margin ikut meningkat 2,3 persen menjadi 83,5 persen. Berbagai pencapaian ini menghasilkan laba bersih senilai Rp520,99 miliar, tumbuh empat persen dari capaian periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp501,03 miliar.
"Kombinasi antara pertumbuhan pendapatan, optimalisasi aset dan pengelolaan biaya membuat EBITDA Margin dan laba bersih kami semakin baik. Strategi ini akan terus kami lanjutkan," ujar Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, dalam keterangan resminya.
Menurut pria yang akrab disapa Teddy tersebut, kontribusi pendapatan dari bisnis fiber optik hingga saat ini membuat perseroan meyakini lini usaha ini bakal memiliki prospek yang sangat menjanjikan dan berpeluang menjadi mesin pertumbuhan baru di masa depan.