"Perseroan juga menilai bahwa keterbatasan tenaga ahli termasuk operator berpengalaman serta teknisi alat berat bersertifikat di beberapa wilayah masih menjadi tantangan yang harus diantisipasi," katanya.
Selain itu, ujar Petrus, risiko kerusakan unit serta potensi keterlambatan pembayaran dari pelanggan turut menjadi faktor yang dapat memengaruhi arus kas dan jadwal penyewaan alat.
Meski demikian, perseroan tetap bersikap optimistis dengan melihat berbagai peluang yang tersedia. Salah satunya berasal dari pertumbuhan proyek infrastruktur nasional maupun daerah, seperti pembangunan jalan, jembatan, dan bendungan, yang diyakini akan mendorong permintaan terhadap layanan rental alat berat.
Selain itu, dia mengatakan, meningkatnya aktivitas pertambangan dan energi di wilayah Kalimantan serta daerah lainnya turut membuka peluang bagi pertumbuhan permintaan alat berat. Sektor perkebunan dan agribisnis juga diperkirakan memberikan kontribusi positif, mengingat kebutuhan alat berat untuk kegiatan pembukaan maupun perawatan lahan.