IDXChannel – Bagaimana cara menghindari investasi bodong berkedok arisan untuk para investor pemula atau yang belum memahami investasi?
Investasi bodong semakin mengkhawatirkan ketika penipuannya begitu beragam. Hal ini membuat masyarakat semakin mudah tertipu. Ada yang berkedok pembiayaan seperti haji, koperasi, real estate, pasar uang, emas, dan lain-lain, dan yang terkini adalah investasi bekedok arisan.
Cara Menghindari Investasi Bodong Berkedok Arisan
Siapa sangka arisan yang seharusnya seru ternyata bisa menimbulkan kerugian sebesar itu? Berikut lima cara menghindari investasi bodong berkedok arisan:
1. Cek Izin dari Entitas dan Telah Diawasi OJK
Pertama, periksa izin perusahaan yang menawarkan program atau produk investasi. Siapapun dapat dengan mudah mengetahui apakah suatu perusahaan mempunyai izin dengan cara rutin mengecek website OJK.
Anda juga dapat menghubungi hotline OJK di 1500655 atau mengirimkan email ke waspadainvestasi.ojk.go.id. Sebab investasi yang aman dan terpercaya harus sudah mendapat persetujuan dan terdaftar di OJK. Sebaliknya, jika Anda menerima penawaran investasi berjangka atau komoditas, maka perusahaan Anda harus terdaftar di BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Jika Anda tidak dapat menemukan nama perusahaannya, tidak ada jaminan bahwa investasi tersebut sah.
2. Waspada Return Investasi Menggiurkan
Kedua, carilah hasil investasi yang menarik. Berhati-hatilah terhadap orang atau perusahaan yang menawarkan investasi yang menjanjikan keuntungan berlebihan dan cenderung memberikan keuntungan yang tidak masuk akal.
Sebaiknya tanyakan terlebih dahulu bagaimana perkembangan bisnisnya agar Anda mempunyai nominal keuntungan tertentu. Return yang besar memang terdengar menggiurkan, namun bisa jadi ini adalah skema Ponzi, sebuah model bisnis yang menghasilkan keuntungan bukan dari produk investasi melainkan dari uang orang lain yang masuk kemudian. Di sini, masyarakat perlu mengendalikan diri agar tidak menyerah pada godaan dan terlibat dalam investasi bodong.
3. Cek Skema dan Alur Proses Investasi yang Dijanjikan
Ketiga, tanyaka bagaimana perusahaan berinvestasi. Jangan terburu-buru menyetujui suatu investasi ketika sebuah perusahaan menawarkan untuk berinvestasi. Namun, Anda mungkin ingin bertanya bagaimana sistem kerja perusahaan saat melakukan investasi. Anda dapat mengevaluasi tanggapan perusahaan di sini. Jika sepertinya mereka berusaha menyembunyikannya dan bersikap tidak transparan, sebaiknya hindari berinvestasi di perusahaan ini.
4. Jangan FOMO
Keempat, Anda tidak perlu merasa ketinggalan tren. Pembahasan mengenai investasi saat ini sudah sangat lumrah terutama di kalangan anak muda. Akibatnya, sebagian orang takut ketinggalan zaman atau Fear of Missing Out (FOMO).
Orang yang tidak berinvestasi tampaknya dianggap kurang melek finansial dan kurang memikirkan masa depan. Sebenarnya berinvestasi tidak dipengaruhi oleh tren atau pendapat orang lain, melainkan memerlukan persiapan diri seperti alokasi modal dan pengetahuan yang cukup.
5. Periksa Tujuan Investasi Anda
Kelima, Anda memerlukan tujuan finansial dan alat investasi yang tepat. Tujuan keuangan dan sarana investasi Anda harus jelas dan sesuai dengan profil risiko Anda. Jadi sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi, pastikan Anda memiliki rencana investasi yang terukur.
Selain itu, jangan lupa untuk meningkatkan literasi keuangan Anda dengan melakukan riset cermat dan mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang sudah berinvestasi. Pelajari lebih lanjut tentang produk investasi yang dapat menghasilkan keuntungan berdasarkan tujuan spesifik Anda. Oleh karena itu, risiko hasil investasi yang lebih rendah tidak mempengaruhi biaya hidup Anda. Tentu saja disiplin investasi jangka panjang mengurangi risiko investasi.
(Shifa Nurhaliza Putri)