Firda Dwi Muliawati
IDXChannel – Emiten tanpa utang merupakan sebuah pencapaian bagi sebuah perusahaan yang dapat menjalankan bisnisnya tanpa mengutang. Nemun bagi sebuah korporasi yang memiliki utang berbunga, bukan sesuatu yang buruk pula.
Apalagi jika utang yang ada itu digunakan untuk kepentingan menjalankan produktivitas perusahaan, seperti ekspansi, dimana akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Walaupun begitu, merinci perusahaan yang terbebas dari utang tentu menjadi pilihan yang tepat sebelum mulai berinvestasi dan menaruh modal. Dalam tulisan kali ini, IDX Channel telah merangkum beberapa emiten yang terbebas dari utang.
1. PT Indo Tambangraya Megah Tbk
Emiten berkode saham ITMG ini merupakan salah satu emiten yang neraca keuangannya bersih dari utang berbunga. Dimana rasio liabilitas terhadap ekuitas emiten pertambangan batu bara hanya sebesar 37% per 31 Desember 2019.
Dalam laporan tahunan 2019, manajemen ITMG sebut seluruh pinjaman jangka pendek telah dibayar penuh pada Januari 2020.
2. PT Visi Media Asia Tbk
Emiten media milik Grup Bakrie yang memiliki kode saham VIVA telah menjual 39 persen saham PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA) senilai Rp2,43 triliun. Dalam ungkapannya, manajemen VIVA menyebutkan penjualan saham itu dalam rangkak skema pelunasan seluruh utang Grup VVA berdasarkan Debt Settlement (DSA) pada 22 Desember 2020 lalu.
3. PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk
Emiten yang melantai hampir 2 tahun di Bursa Efek Indonesia sejak September 2019 ini memiliki neraca kewajiban yang bersih dari utang. Perusahaan yang bermain pada bisnis besi scrap dari kapal bekas ini memiliki liabilitas sederhana, dimana hanya berisi utang usaha, utang lain-lain dari pihak ke tiga, utang pajak dan imbalan kerja karyawan.
4. PT Metro Realty Tbk
Emiten ini memiliki kode saham MTSM ini bergerak pada sektor properti dan real estate. MTSM miliki 0% rasio utang berbasis bunga dibagi total aset, hal yang sama juga ada pada rasio PNH dibagi dengan total pendapatan berjumlah 0%.
5. PT Indoceement Tunggal Prakarsa Tbk
Emiten ini mencatatkan zero debt dari total liabilitas per 31 Desember 2019 sebesar Rp4,63 triliun dimana tidak ada satu pos pun yang berupa utang berbunga, baik ke perbankan ataupun berbentuk surat utang.
Kendanti demikian, salah satu cara yang paling umum digunakan untuk menilai sebagus apa kemampuan korporasi dalam membayar utang adalah dengan merinci utang dan membandingkannya dengan ekuitas atau Debt to Equity Ratio (DER).
Posisi DER yang baik, ditandai dengan DER yang berada di bawah 100%. Artnya kemampuan korporasi untuk membayar utang-utangnya semakin kuat.
Di sisi lain, pihak Bursa Efek Indonesia juga mengerahkan sederet upaya untuk lindungi investor terkait emiten yang gagal bayar utang dengan memantau pemenuhan kewajiban perusahaan tercatat dan menyediakan disclosure yang optimal untuk pengambilan keputusan investasi investor.
“Bursa selalu memantau perkembangan penyelesaian permasalahan tersebut dan akan mencabut penghentian sementara seluruh efek apabila seluruh permasalahan dari masing-masing Perusahaan tersebut telah terselesaikan,” tutur Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, dikutip dari berbagai sumber, Sabtu (21/8/2021).
Namun demikian, pencegahan dan penyelesaian pembayaran utang diserahkan pada manajemen perusahaan. Menurut Nyoman, manajemen perusahaan merupakan organ perusahaan yang menjadi nahkoda. (SNP)
