Selain itu, RUPSLB menyetujui penyusunan ulang seluruh ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan sebagai tindak lanjut dari perubahan tersebut.
Langkah penghentian produksi ini dilakukan di tengah kondisi keuangan perusahaan yang masih merugi. Berdasarkan laporan keuangan paruh pertama 2025, BATA mencatat rugi bersih sebesar Rp40,62 miliar.
Meskipun angka tersebut menurun dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp127,43 miliar, namun penjualan bersih perusahaan turut mengalami penurunan signifikan hingga 38,74 persen, dari Rp260,29 miliar menjadi Rp159,43 miliar.
Total aset BATA per Juni 2025 tercatat sebesar Rp377,98 miliar, turun dari Rp405,66 miliar di akhir Desember 2024. Sementara itu, total liabilitas mencapai Rp434,53 miliar, dengan ekuitas hanya Rp56,54 miliar.
(Febrina Ratna Iskana)