Saat ini pasar fokus terhadap pertemuan kebijakan moneter The Fed pada Selasa dan Rabu besok (1-2 November). Fed sendiri diperkirakan akan mengerek suku bunga 75 basis poin untuk keempat kalinya berturut-turut demi mengekang inflasi kembali ke kisaran 2 persenan.
"Kita akan mendengar (hasil)nya dari Gubernur Fed Jerome Powell pada Rabu dan kata-katanya mungkin lebih berarti daripada tindakannya. Jika bahasanya (Powell) mulai agak moderat, itu akan terus positif untuk bursa saham," ujar Ekonom Spartan Capital Securities, Peter Cardillo, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (31/10/2022).
Perdebatan terkait potensi penurunan suku bunga juga mengemuka di kalangan investor setelah Amerika Serikat mengumumkan rebound ekonomi di kuartal ketiga, dari kontraksi dua kuartal berturut-turut.
Investor hampir sama-sama terbelah dalam ekspektasi mereka bahwa Fed memberikan kenaikan suku bunga yang lebih kecil pada pertemuan kebijakan berikutnya, dengan peluang kenaikan suku bunga 50 basis poin pada bulan Desember mencapai 47,9 persen, sebagaimana terpantau dalam indikator Fedwatch CME Group.
Sementara itu, data nonfarm payrolls bulanan, yang akan dirilis akhir pekan ini, juga dapat menawarkan petunjuk lebih lanjut tentang jalur suku bunga The Fed di akhir tahun dan awal tahun depan. (TSA)