sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jokowi Minta Stop Impor 95 Persen Bahan Baku Obat, Ini Alasannya

Market news editor Syukri Rahmatullah
22/11/2019 15:00 WIB
Presiden Jokowi mengatakan bahwa 95% bahan baku obat di Indonesia masih bergantung pada impor. Dirinya menegaskan bahwa hal tersebut harus segera diakhiri.
Jokowi Minta Stop Impor 95 Persen Bahan Baku Obat, Ini Alasannya. (Foto: Ist)
Jokowi Minta Stop Impor 95 Persen Bahan Baku Obat, Ini Alasannya. (Foto: Ist)

IDXChannel - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa 95% bahan baku obat di Indonesia masih bergantung pada impor. Dirinya menegaskan bahwa hal tersebut harus segera diakhiri.

“Laporan yang saya terima, 95% bahan baku obat masih tergantung pada impor. Ini sudah enggak boleh lagi dibiarkan berlama-lama,” kata Jokowi saat menyampaikan pengantar pada Rapat Terbatas (Ratas) Program Kesehatan Nasional, di Kantor Presiden, Jakarta, pada Kamis (21/11/2019).

Presiden juga meminta kepada seluruh instansi pemerintah yang terkait untuk segera mungkin menyederhanakan regulasi di bidang industri farmasi dan alat – alat kesehatan.

Dengan melakukan langkah penyederhanaan ini secepatnya, Jokowi berharap industri farmasi dapat tumbuh dan masyarakat dapat membeli obat dengan harga yang lebih terjangkau.

Sekadar informasi, pengurangan jumlah impor bahan baku obat di Indonesia telah diatur dengan Peraturan Menteri (Permen) Kesehatan nomor 17/2017 Tentang Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Pada pasal 1 poin a yakni “Pengaturan rencana aksi pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan bertujuan untuk: a. meningkatkan industri farmasi dan alat kesehatan yang secara mandiri menghasilkan obat, bahan baku obat, dan alat kesehatan untuk kebutuhan nasional dan ekspor.”

Selain itu juga dirinya juga menegaskan untuk skema insentif yang melakukan riset untuk menghasilkan temuan obat maupun alat kesehatan terbaru diperbesar. Hal ini bertujuan agar alat dan obat tersebut dapat disebarkan ke masyarakat dengan harga yang lebih murah dibandingkan produk impor.

“Tolong ini juga digarisbawahi. Dan selanjutnya hasil riset itu disambungkan dengan industri penghasil alat kesehatan di dalam negeri,” pungkasnya. (*)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement