Sebagai informasi, sepanjang 2022 lalu ADRO mengantongi laba bersih sebesar USD2,49 miliar atau Rp38,16 triliun. Angka itu naik 167,07% dari tahun 2021 yang sebesar USD933,49 juta.
Peningkatan laba bersih perseroan utamanya didorong oleh masih tingginya harga batu bara dan meningkatnya volume penjualan perseroan. Sepanjang 2022 lalu, volume penjualan ADRO tercatat sebesar 61,34 juta ton atau naik dari 51,58 juta ton pada 2021, sementara harga jual rata-rata (ASP) tahun lalu naik hingga 74%.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Boy Thohir itu mengatakan bahwa pencapaian perseroan akan dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk mendukung upaya percepatan transformasi bisnis, untuk mencapai target menjadi perusahaan yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan.
“Kami menyadari bahwa kesuksesan Adaro hingga mencapai posisinya saat ini tidak lepas dari dukungan para pemegang saham, sehingga dapat memanfaatkan kondisi yang kondusif untuk mencatatkan kinerja operasional dan keuangan yang memuaskan,” pungkas Boy Thohir.
(DES)