Telkom hingga Sinar Mas Terjun ke Industri Data Center Nasional
Meningkatnya permintaan data termasuk infrastruktur data center dan cloud yang menguat di tahun 2021 mendorong PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) untuk mengembangkan bisnis ini di Tanah Air.
Melalui TelkomSigma, emiten telekomunikasi terbesar di Indonesia ini berencana untuk mengkonsolidasikan beberapa data center dan perusahaan bisnis digital di tahun ini hingga 2025 mendatang.
Bersama dengan PT Sigma Tata Sadaya (STS), TLKM akan memaksimalkan nilai bisnis data center yang dilakukan secara bertahap selama 2 hingga 3 tahun kedepan.
Adapun data MNC Sekuritas Equity Report pada 31 Januari 2022 mengungkapkan, TLKM telah membangun Hyperscale Data Center (HDC) yang rencananya akan beroperasi pada kuartal ke dua tahun ini. HDC tersebut telah disertifikasi sebagai data center tingkat 3 dan 4 yang berkapasitas hingga 75MW.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa pendapatan TLKM melalui data center pada akhir kuartal III-2021 mencapai Rp1,10 triliun atau tumbuh 19,7 persen secara tahunan (year on year/yoy).
“Kami percaya bahwa pendapatan selama 2022 akan mencapai Rp151,13 triliun dengan pertumbuhan 6,09 persen yoy dan EBITDA sebesar Rp79,80 triliun dengan margin sebesar 53 persen. Naiknya pendapatan ini salah satunya turut didorong oleh peluang pengembangan bisnis data center,” tulis analis MNC Sekuritas, Andrew Sebastian Susilo, Senin (31/1/2022).
Selain TLKM, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) juga membangun data center di Indonesia. Adapun selama dekade terakhir, emiten ini telah menggelontorkan USD210 juta untuk membangun data center seluas 8,5 hektar di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
Sementara kapasitas dari data center yang dibangun oleh DCII dapat ditingkatkan hingga 300MW untuk memenuhi permitaan di masa depan. Adapun per Jumat (29/7), perusahaan data center ini memiliki kapitalisasi pasar sebesar 84,98 triliun.
Pada Mei 2021 lalu, Anthoni Salim dari Salim Group meningkatkan kepemilikannya di DCII menjadi 11 persen guna menjadi mitra strategis dalam pengelolaan data center di Tanah Air.
Melalu kesepakatan tersebut, DCII akan mengelola data center sebesar 15MW milik Salim Group yang dapat diperluas hingga 600MW seiring bertambahnya permintaan di masa mendatang.
Informasi saja, DCII dikendalikan oleh Toto Sugiri. Bersama dua pendiri lainnya, ia telah menjadi miliarder dan masuk dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia pada 2021 yang dirilis oleh Forbes.
Dilansir dari Bloomberg Billionaires Index, pria berusia 68 tahun tersebut juga menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaannya yang diperkirakan mencapai USD2,5 miliar atau setara dengan Rp35,75 triliun (asumsi kurs Rp14.300).
Konglomerasi lainnya, yakni Sinarmas Group juga tercatat ‘nyemplung’ di industri data center melalui perusahaan propertinya yakni PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Kendati demikian, pihak BSDE belum memberikan keterangan terkait investasi yang dikeluarkan oleh emiten ini.
Adapun untuk mengembangkan pusat data, BSDE berencana mengalokasikan minimal 10 hektare dengan legalitas terjamin, bebas banjir, dan keamanan ketat. Sementara bentuk investasi dari Sinar Mas Landadalah melalui penyediaan lokasi pengembangan data center.
Terakhir yakni PT Indointernet Tbk (EDGE) juga berfokus dalam membangun data center. Adapun data center yang dibangun yakni EDGE DC 1 dan 2 yang didanai fasilitas kredit PT Bank Central Asia Tbk.
Adapun anggaran belanja modal (capital expenditure)yang digelontorkan salah satunya untuk proyek ini sebesar Rp2,8 triliun pada 2022.
Melalui anak usahanya, PT Ekagrata Data Gemilang, EDGE meluncurkan data center pertamanya yakni EDGE DC 1 yang berlokasi di Jakarta. Sedangkan data center tersebut dilengkapi daya sebesar 6MW.