Pada 2003, Jhonlin mulai menambang di lahan PT Arutmin Indonesia, anak usaha Bumi Resources Tbk (BUMI) milik keluarga Bakrie. Bisnisnya pun terus melebar. Pada 2007, ia masuk ke ladang tambang PT Alta70, lalu PT Berkat Benua Inti, dan PT Praditya Baramulya pada 2008.
Dalam waktu singkat, bendera Jhonlin berkibar di berbagai lini usaha. Tak hanya tambang, Isam juga merambah bisnis pelayaran lewat Jhonlin Marine yang mengoperasikan kapal tongkang pengangkut batu bara. Di sektor properti, ia mengembangkan kawasan Bumi Jhonlin Indah di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Bisnis penerbangan juga digarapnya. Jhonlin Air Transport kini memiliki pesawat Fokker dan helikopter, melayani kebutuhan transportasi udara, terutama untuk mendukung operasional bisnis tambang.
Belakangan ini, Grup usaha Isam tercatat melakukan sejumlah aksi ekspansi besar, mulai dari sektor agribisnis, alat berat, hingga pelabuhan.
Langkah ekspansi teranyar dilakukan lewat pembelian besar-besaran alat berat. Pada akhir Juni 2024 lalu, Jhonlin Group menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan alat berat asal China, SANY Group.