harga tersebut merupakan rekor tertinggi yang terjadi pada saham ARTO sejak diakuisisi oleh Gojek pada November 2020 lalu. Saat ini pergerakannya masih fluktuatif, antara di mana harga saham berada di kisaran 17.900 hingga 18.000 sampai dengan pukul 10.50 wib.
Saat ini, frekuensi perdagangan atas ARTO mencapai 7.348 dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 11,59 juta. Nilai transaksi atas saham ini mencapai Rp207,06 miliar dengan Market Cap mencapai Rp248,37 triliun.
Sebelumnya, Bank Jago melaporkan kerugian pada Semester I-2021, di mana ARTO masih merugi sebesar Rp47 triliun. Hal ini terjadi karena perseroan terus mengalokasikan sebagian besar biayanya untuk investasi.
Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar, mengungkapkan, perusahaan yang bergerak sebagai bank teknologi ini terus menginvestasikan dananya ke bidang IT, pengembangan aplikasi dan rekruitmen talenta baru. Alhasil, biaya operasional (operating expense) pun meningkat sebanyak 135% menjadi Rp183 miliar.
Meski demikian, ARTO dan Gojek sempat memperkenalkan kolaborasi antara kedua perusahaan tersebut, di mana Gojek menjadikan Bank Jago sebagai salah satu sistem pembayaran digital untuk membayar berbagai layanan seperti transportasi, makanan, dan tagihan di aplikasi Gojek.