Laporan riset tersebut juga menyoroti rasio kredit berisiko (Loan at Risk/LaR) serta rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) BBNI.
"Dari sisi kualitas aset, LAR tercatat sebesar 12,9 persen pada bulan Desember 2023 vs 14,4 persen pada Q3-2023 dan 16 persen pada Desember 2022, dan bank memperkirakan LAR-nya akan terus membaik hingga kurang dari 10 persen (SSI: 9%) dan rasio NPL turun di bawah 1,8 persen (SSI: 1.8%) di FY24. Sejalan dengan membaiknya rasio LAR, BBNI berhasil menurunkan biaya kredit (Cost of Credit/CoC) menjadi 1,4 persen di FY23 vs 1,9 persen di FY22, dan memproyeksikan CoC akan turun di bawah 1,4 persen di FY24 (SSI: 1.3%)," tulis Prasetya dan Brandon, dalam risetnya.
Dengan demikian, Samuel Sekuritas menambah deretan broker yang memberikan rekomendasi beli atas saham BBNI dengan target harga di atas Rp6.000 per saham.
Sebelumnya, sudah ada Ciptadana Sekuritas dengan target price Rp6.300 dan CGS-CIMB Sekuritas yang mematok target harga di Rp6.750. (TSA)