IDXChannel - Saham Johnson & Johnson (J & J) mengalami penurunan sebesar 10%. Penurunan tersebut merupakan yang terbesar selama 16 tahun terakhir akibat sentimen negatif.
Sentimen tersebut berasal dari laporan Reuters bahwa perusahaan farmasi mengetahui bahwa bedak bayi produksi Johnson & Johnson selama beberapa dekade mengandung asbestos atau bisa menyebabkan kanker pada bayi.
Melansir Reuters, Minggu (16/12), penurunan Johnson sekitar USD40 miliar dari kapitalisasi pasar perusahaan, dengan investor mengkhawatirkan dampak laporan tersebut karena menghadapi ribuan tuntutan hukum.
J & J diketahui telah mengetahui keberadaan sejumlah kecil asbes dalam produknya sejak tahun 1971. Pemeriksaan Reuters terhadap memo perusahaan, laporan internal dan dokumen rahasia lainnya menunjukkan hal tersebut. Laporan tersebut juga mengatakan perusahaan telah menugaskan dan membayar untuk studi yang dilakukan pada waralaba Baby Powder.
Menanggapi laporan tersebut, Wakil Presiden Hubungan Media Global J & J Ernie Knewitz mengatakan Johnson & Johnson tidak menyembunyikan informasi tentang keamanan. Pernyataan tersebut adalah salah.